Senin, 28 November 2011

Pentingnya Kelompok Dukungan Sebaya bagi ODHA

Rasanya, tak banyak yang bisa diungkapkan lagi karna betapa tiga tahun ini bisa menjadi tahun yang sangat luar biasa dan menemukan banyak pembelajaran hidup yang sangat luar biasa pula berawal dari keikut sertaanku di Pusat Informasi dan Layanan Konseling Universitas Semarang (PILUS-USM) belajar bagaimana bisa menjadi bagian dari Mahasiswa yang peduli terhadap Kesehatan Reproduksi dan menjadi bagain pula dari jaringan Mahasiswa yang peduli dengan Kesehatan Reproduksi hingga 'menelorkan' sebuah kegiatan TEMU NASIONAL KESEHATAN SEKSUAL MAHASISWA yang merumuskan banyak strategi Nasional untuk mulai penggalakan Universitas-UNiversitas untuk lebih konsern lagi dengan Kesehatan Reproduksi. Entah apakah Direktorat Perguruan Tinggi yang saat itu kita beraudiensi secara langsung merespon kegiatan tersebut hingga merumuskan banyak kebijakan yang terkait dengan Kesehatan Reproduksi ataukah tidak saat ini yang jelas kegiatan tersebut mengantarkan perkenalan saya dengan PILAR PKBI Jawa Tengah.

Dari situlah ruangterbuka saya berkecimpung dengan dunia HIV dan AIDS, masih ingat dalam benak saya pada 14 Desember 2009 saya bertemu dengan salah satu Manager Kasus yang saat ini menjadi akrab dan darisana lah pula saya mulai berinteraksi dengan kawan-kawan ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) melalui Kelompok Dukungan Sebaya, jujur saya menjadi sangat bergairah walau awalnya masi sangat grogi karena masi bingung bagaimana menghadapi mereka dan bagaimana berinteraksi. Dalam benak saya, salah-salah nanti mereka tersinggung dengan sesuatu yang saya anggap biasa, namun seiring waktu semua berjalan sangat lancar.

Ada banyak pemebelajaran yang TIDAK AKAN PERNAH ADA dalam Kelompok Dukungan Sebaya yang akan kita dapatkan di luaran sana, kita bisa belajar tentang semangat hidup, kita belajar tentang bagaimana menghargai hidup, bahkan kita belajar tentang Cinta dan Kasih Sayang yang sejati. Mereka adalah guru-guru kehidupan yang tidak akan pernah saya lupakan. Saya belajar tentang Cinta bagaimana seseorang bisa melakukan penerimaan, sayapun belajar tentang semangat hidup.

Masih melekat dalam ingatan saya seseorang yangtadinyatergolek lemas di RS, kita berkunjung dan memberikan support. Tak kuasa kawan-kawan berlinang air mata untuk memberikan support dan semangat hidup dan beberapa hari kemudian orang yang tadinya tergolek lemas itu sudah hadir dalam sebuah acara senam pagi dan tersenyum lebar sambil mengangguk-anggukan kepala tertawa dan mengikuti irama musik. SUBHANALLAH!

Kekuatan yang luar biasa yang belum tentu kita dapatkan di tempat lain, ternyata Kelompok Dukungan Sebaya benar-benar menjadi tonggak kehidupan bagi kawan-kawan ODHA untuk saling memberi kekuatan dan semangat hidup. Ada ruang 'keluarga' yang dibangun dan menjadi tumpuan semangat bagi kawan-kawan untuk sedikit melupakan masalah pribadi dan saling memberikan kekuatan dengan mereka yang mempunyai permasalahan yang sama dengan mereka.

Sayangnya, dari 4299 data kasus HIV di Jawa Tengah yang dikeluarkan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Tengah dengan proporsi 2400 HIV dan 1899 AIDS. Namun dari jumlah sebanyak itu, hanya 542 orang yang mengakses Kelompok Dukungan Sebaya dimana di Jawa Tengah terdapat 23 Kelompok Dukungan Sebaya di 15 Kabupaten/Kota. Artinya yang melakukan akses Kelompok Dukungan Sebaya masih jauh dari setengah ODHA di Jawa Tengah dan dari data KPA Jawa Tengah menunjukkan ODHA yang lebih terbuka di daerah-daerah perkotaan dan banyaknya kasus AIDS di daerah-daerah.

Ternyata masih banyak yang masih beum memahami arti penting dari Kelompok Dukungan Sebaya sebagai satu kekuatan pembangkit semangat, bagi seornag Manager Kasus. Kita jelas tidak bisa memaksakan seseorang yang telah mengetahui status untuk tergabung dengan Kelompok Dukungan Sebaya, kita hanya bisa memberikan ruang penjelasan kepada seorang ODHA arti penting seorang..... SAHABAT SEHATI
BANGKIT!!!!
MANDIRI!!!!
BERDAYA!!!!

SEMARANG, 30 November 2011 (In My Special Day ^^)



Masih ada HARAPAN

Ada 4 lilin yang menyala, sedikit demi sedikit habis meleleh. Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.
Lilin yang pertama berkata : “Aku adalah Damai, namun manusia tak mampu menjagaku, maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Lilin yang kedua berkata : “Aku adalah Iman, sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala” begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih lilin ketiga bicara : “Aku adalah Cinta, tak mampu lagi aku untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan menganggapku berguna. mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya” tanpa menunggu waktu lama, maka matilah lilin ketiga.

Tanpa terduga…. seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar dan melihat ketiga lilin telah padam. karena takut akan kegelapan itu, ia berkata : “apa yang terjadi?! kalian harus tetap menyala, aku takut akan kegelapan!” lalu ia menangis tersedu-sedu.

lalu dengan terharu lilin keempat berkata : “jangan takut, jangan menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga lilin lainnya, Aku Adalah HARAPAN” dengan mata bersinar, sang anak mengambil lilin harapan, lalu menyalakan kembali ketiga lilin lainnya.

Adalah Timothy Ray Brown diketahui positif HIV (human immunodeficiency virus) pada 1995, namun kini. Dialah manusai pertama yang secara medis masuk kedalam jurnal kesehatan sebagai orang pertama yang sembuh dari HIV dan AIDS, yups. Dialah orang pertamakali yang masuk kedalam jurnal Kesehatan sebagai manusia pertama yang benar-benar sembuh dari HIV.

Pada 2008, Brown tinggal di Berlin dan mengidap HIV dan leukemia. Di sana, dokter memutuskan untuk melakukan cangkok tulang sumsum untuk mengobati leukemianya.

Namun, system operasi yang dialami oleh 'Pasien Berlin' ini tidaklah mudah karena menggunakan system stem cell Untuk prosedur awal, pasien akan menjalani penghancuran sistem kekebalan tubuh. Penghancuran tersebut menggunakan obat-obatan keras dan radiasi. Pemulihan pasien akan membutuhkan waktu berbu-lan-bulan lamanya.

Baru kemudian sistem kekebalan tubuh tersebut digantikan dengan milik donor dengan tujuan tubuh pasien akan mengembangkan sistem kekebalan tubuh yang baru. Risiko kematian dari prosedur ini atau komplikasi yang mengiringinya cukup tinggi, yaitu lima persen atau lebih, kata Dr Michael Saag dari Universityof Alabama di Birmingham. Pemilihan donor pun tak mudah. Darah dan karakter kekebalan donor harus identik dengan pasien. Untuk pasien Berlin, stem cells yang dicangkokkan datang dan donor mengalami mutasi gen yang terbilang amat jarang , Brown mendapat sumsum dari donor yang termasuk dalam 1% Caucasia kebal HIV.

Mutasi inilah yang memungkinkan stem cells melawan HIV

Namun, dokter menekankan, prosedur radikal Brown mungkin tak cocok dengan penderita HIV lain karena sulitnya cangkok sumsum dan menemukan donor yang sesuai. dan sedikitnya prosentase keberhasilan dalam proses ini.

Walaupun begitu, Peneliti AIDS Dr Jay Levy dari University of California, San Fransisco (UCSF) mengatakan, kasus Brown membuka pintu ‘riset penyembuhan’. Dalam Pertemuan Nasional HIV dan AIDS yang berlangsung di Jogja Oktober kemarin, seorang pembicara dari Spiritia megungkapan beberapa perosalan penyembuhan HIV dan AIDS.

Pengobatan ARV menyebabkan HIV bersembunyi di sumsum tulang atau tampat lain, setiap hari yang bersembunyi dalam sumsum akan keluar dan menyerang sel CD4 namun di'blokade' oleh ARV sehingga aman. Permasalahan pertama, apakah bisa dikembangkan ARV yang juga mampu mempercepat dikeluarkanyanya HIV yang bersembunyi di 'sarangnya' untuk keluar semua hingga habis. Kedua, apakah bisa dikembangkan ARV yang mampu menyerang daerah tempat2 persembunyian HIV atau yang ketiga kita akan menunggu hingga 70 tahun hingga semua virus ARV yang bersembunyi benar-benar keluar hingga habis dan kita sembuh.

Disinilah terletak titik cerah pengharapan untuk kesembuhan bagi yang terpapar oleh virus HIV dan kita harus tetap optimis untuk tetap maju bangkit dan meneruskan hidup. Menunjukkan pada dunia bahwa ODHA tidak lagi bisa dipandang sebelah mata atau dipandang nyiyir dengan segala stigma yang menyertainya.

MAJU, BANGKIT, BERDAYA

SEMARANG


Selasa, 22 November 2011

Pelibatan ODHA dalam Kampanye Penanggulangan HIV dan AIDS


Gak bisa lagi kita berpangku tangan dan hanya berfikir sebelah mata dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS, dilihat dari data statistik yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI Per-Juli 2011 menunjukkan data proporsi kasus hingga 36% mengindikasikan bahwa mereka sudah aktif baik secara seksual maupun pada proses IDU berarti sudha mengenal zat-zat psikotropika sejak usia remaja.
Cukup disayangkan ketika pemahaman remaja tentang HIV dan AIDS saat ini masih sangat tekstual bahkan terkesan sangat tekstual sehingga pada akhirnya mereka masih jugaterjebak pada mitos-mitos yang mersahkan.

Beberapa waktu yang lalu ada kawan ODHA dari Temanggung yang menyampaikan keresahanya terkait dengan isu tentang tusuk gigi yang sengaja disebarkan oleh ODHA atau yang terparah dalam penelitian yang justru ditayangkan oleh portal-portal berita besar tentang terpi ikan yang bisa menularkan HIV. Padalah dalam pemahaman dasar sudah jelas bahwa HIV akan mati diluar tubuh manusia. Apalagi jika terkait dengan proses pergantian cairanya.

Aku pernah mengikuti MRAN (Malam Renungan AIDS Nasional) tahun 2011 yang diadain salah satu universitas bergengsi di Kota Semarang dan diselenggarakan oleh sebuah UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dari sebuah fakultas sebagai calon stake holder yang terkait dengan HIV dan AIDS bahkan UKMnyapun UKM yang bergerak dibidang penyecegahan HIV dan AIDS, lucunya. Pemahaman HIV dan AIDS mahasiswa tersebut masih berada pada ruang stigmasi yang muncul dimasyakakat sehingga masih menempatkan mereka pada parameter yang salahterkait HIV dan AIDS bahkan lucunya lagi, pemahaman mereka tentang HIVd an AIDS juga ternyata masih perlu dipertanyakan lagi padahal nantinya mereka itu termasuk calon-calon stakholder yang berkaitan dengan HIV dan AIDS.
Dalam perkembanganya, pelibatan kawan-kawan yang HIV+ (ODHA) untuk memberikan penjelasan yang benar terkait HIV dan AIDS justru saat ini sangat krusial dibutuhkan, bahkan fakta menunjukkan pemahaman HIV dan AIDS bagi ODHA yang lebihterbuka dengan lingkungan terutama bagi mereka yang sudah tergabung dalam Kelompok Dukungan Sebaya memiliki tingkat pemahaman dan kualitas hidup yang jauh lebih baik dariapda orang yang tanpa HIV dan AIDS.
Saat mengadakan Kunjungan Penguatan Daerah yang mencoba mempertemukan Kelompok Dukungan Sebaya dengan stakeholderpun juga menunjukkan perhatian pemerintah dalam proses pelibatan ODHA dalam proses penanggulangan HIV dan AIDS juga masih sangat kecil. Seharusnya pencegahan bukan hanya ditujukan kepada poopulasi kunci IDU, Pekerja Seks, dan Homoseksual tapi juga ODHA juga memiliki kunci terkait pencegahan tersebut.

Saatnya kita akan lihat, apakah tahun 2012 nanti pemerintah bisa lebih proaktif lagi dalam proses pencegahan HIV dan AIDS dengan melibatkan ODHA dan memberikan dukungan secarareal dalam proses pencegahan tersebut bukan hanyaterkait dengan CST (Care and Support Treatment) saja namun juga pelibatan mereka secarea penuh dalam penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia sehingga ODHA tidak lagi hanya menjadi objek penderita yang selalu dikucilkan bukan hanya di masyarakat namun juga dikucilkan hanya dijadikan objek proyek oleh pemerintahan semata.

SEMARANG






Siti Maimunah Berjuang Menjadi Laki-Laki

(Ini hanyalah satu bukti bahwa mothering tidak akan berpengaruh pada proses seksualitas seseorang

Selama ini salah satu mainstream yang ada kecenderungan seseorang menjadi seorang homoseksual karena pola didik orang tua)

VIVAnews - Akibat obsesi orangtua, seorang remaja di Jawa Tengah, berstatus sebagai perempuan meski bukti-bukti medis menunjukkan bahwa dia lelaki tulen. Kini remaja yang bernama Siti Maimunah berjuang meraih statusnya sebagai seorang laki-laki di Pengadilan Negeri Semarang.

Sejak lahir, Siti Maimunah sudah diharapkan jadi seorang perempuan karena empat saudara Siti adalah laki-laki. Sejak kecil, dia pun didandani layaknya perempuan, bahkan diberi nama perempuan.

Menyandang nama perempuan dan berpakaian serta mengenakan aksesoris perempuan, menjadikan Siti Maimunah sangat feminin. Tak cukup dengan perlakuan ini, orangtua pun menyekolahkannya ke sebuah pondok pesantren khusus putri.

Di pesantren inilah Siti mulai mempertanyakan takdirnya karena mengalami sejumlah kejanggalan yang tidak dialami perempuan lain. “Saat saya pacaran dengan seorang laki-laki, tak ada sensasi apapun. Tapi, saat saya berkumpul dengan teman-teman putri, saya justru merasa greng,” kata Siti Maimunah.

Selain itu, Siti juga tak pernah kedatangan 'tamu' tiap bulan sebagai tanda siklus reproduksi perempuan. Ini bisa dimengerti karena ia memiliki kemaluan laki-laki.

Kecanggungan Siti dalam bergaul dengan santri putri itu tak luput dari perhatian sang kyai. “Saya dipanggil dan ditanya, apa saya memang laki-laki? Karena tak tahu saya tak menjawab dan hanya senyum saja,” kata Siti.

Sejak itu, ia mulai belajar mengenai reproduksi dan kemudian menyimpulkan bahwa dirinya adalah laki-laki tulen. Siti pun bertekad mencari pengakuan yang sah sebagai lelaki jika lulus sekolah. Dengan pengakuan sah, semua data administrasi mulai dari kartu keluarga, akte lahir, dan lainnya, bisa diganti sehingga Siti tercatat berjenis kelamin laki-laki.

Siti yang kini berusia 18 tahun pun sudah bekerja di sebuah pabrik garmen. Dengan tekad bulat, dia datang ke Pengadilan Negeri Semarang untuk mendaftarkan perubahan statusnya.

Hari ini, Selasa 22 November 2011, Siti menjalani sidang perdana. “Hari ini adalah hari yang bersejarah dan merupakan titik balik bagi saya,” kata Siti Maimunah yang kini memilih nama Mohammad Prawirodijoyo sebagai nama barunya dengan panggilan Joyo. Nama Mohammad Prawirodijoyo itu sendiri sudah ia gunakan saat melamar pekerjaan di sebuah pabrik garmen. Dan kini ia tercatat sebagai karyawan laki-laki.

Menurut Retno Kusmardani selaku pengacara Joyo, hasil tes medis menunjukkan Joyo adalah lelaki tulen. "Dengan bukti-bukti itu, kami berharap permohonan kami untuk berganti status bisa dikabulkan majelis hakim,” kata Retno. (eh)

Laporan: Puspita Dewi | Semarang

Mulai Menulis Lagi

Sebenernya ini adalah bagian dari salah satu resolusi yang akan saya buat pada tahun 2012 nantinya, pada tahapan awal gw bakal nulis hal-hal yang umum, tentang personal ampe pada akhirnya gw pengen nulis semua yang terkait dengan paradigma-paradigma yang ada dalam otak gw ampe bisa nelurin sebuah buku.
Minimal kalopun buku gak bisa terbit, ini adalah media yang baik buat gw nyampein cara pandang gw terhadap lingkungan dan sosial yang ada.
Semoga makin memperkaya khasanah pemahaman dan wacana-wacana gw tentang lingkungan gw dan sosial yang ada.

Sebuah Catatan Tentang Hatiku...

Maaf, aku gak pernah pandai untuk mengukir kata-kata yang terukir indah yang akan membuatmu terpana dan terbuai dalam tidur yang indah.
aku gak pernah bisa paham bagaimana perasaan bisa tergambarkan melalui puisi-puisi dan lantunan lagu, aku gak pernah paham bagaimana angin bisa membuat feromon terbang menyerang dan memberikan fantasi-fantasi yang indah dalam hidup.
Hanya satu yang jelas yang akan selalu aku berusaha untuk bisa memberimu sedikit pemahaman
bahwa kau telah membuatku jatuh dalam lamunan panjang
kau telah mengobrak-abriikku dalam keindahan yang memabukkan
hingga aku paham, betapa hatiku telah terukir satu wajah
dan itu wajahmu....

Fase-Fase Ketika Kita Kehilangan Seseorang yang Kita Cintai

Pasti kamu pernah kehilangan seserorang yang kamu sayangi n kamu cintai
Seperti meninggalnya seseorang yang kamu cintai atau diputusin pacar
Nah... fase-fase ini yang PASTI akan dilalui oleh setiap orang, masalahnya... lama/cepatnya kamu bisa memasuki masing-masing fase itu tergantung bagaimana kamu bnisa menguasai emosi kamu sendiri
1. Fase Denial (Penolakan)

>> maksudnya, kamu ngerasa ga percaya orang yang kamu sukai n kamu sayangi pergi dari sisi kamu. Kamu menolak kenyataan yang ada, pun kamu yang mutusin. Fase ini juga ada kok...

2. Fase Defence (Pertahanan Diri)

>> maksudnya, kamu pada akhrinya akan mencoba mencari 'pelarian'. Banyak cara untuk bisa menunjukin proses ini, bisa menyalahkan, mencari kambing hitam, ngemil bahkan kalau kamu diputusin... bisa aja kamu mendari orang lain sebagai pelampiasan akan kehilanganmu karna seseorang (Maksudnya pacara pelarian)


3. Fase Memorian (Mengingat Memori)

>> DI fase ini, kamu akan teringan kembali semua kenangan-kenangan yang ada ketika kalian bersama. Fase ini seringkali fase yang laing susah karna kebanyakan orang berharap bisa melupakan memori masa lalu. Tapi, menurut gw, jangan pernah lupakan.... Biasa aja n jadikan masa lalu sebagai bagian dari sejarah untuk lebih melihat kedepan

4. Fase Penerimaan

>>> Nah, difase inilah baru kita akan bisa mulai menerima kehialangan tersebut. Disini adalah saat dimana kitya akan bisa survive dengan sebuah kehilangan itu... Dan akan lebih baik kita bisa mulai mencari pacar baru ketika kita sudah pada fase ini, jangan pernah takut untuk memulai yah...


^.^

NB : Sekali lagi, untuk memasuki fase-fase ini. Tergantung bagaimana kita mensikapi rasa kehilangan kita terhadap sesuatu, bisa aja dari fase pertama ampe ke fase keempat cuman membutuhkan 2 minggu, 1 hari atau bahkan bertahun-tahun juga bisa..