Selasa, 22 November 2011

Pelibatan ODHA dalam Kampanye Penanggulangan HIV dan AIDS


Gak bisa lagi kita berpangku tangan dan hanya berfikir sebelah mata dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS, dilihat dari data statistik yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI Per-Juli 2011 menunjukkan data proporsi kasus hingga 36% mengindikasikan bahwa mereka sudah aktif baik secara seksual maupun pada proses IDU berarti sudha mengenal zat-zat psikotropika sejak usia remaja.
Cukup disayangkan ketika pemahaman remaja tentang HIV dan AIDS saat ini masih sangat tekstual bahkan terkesan sangat tekstual sehingga pada akhirnya mereka masih jugaterjebak pada mitos-mitos yang mersahkan.

Beberapa waktu yang lalu ada kawan ODHA dari Temanggung yang menyampaikan keresahanya terkait dengan isu tentang tusuk gigi yang sengaja disebarkan oleh ODHA atau yang terparah dalam penelitian yang justru ditayangkan oleh portal-portal berita besar tentang terpi ikan yang bisa menularkan HIV. Padalah dalam pemahaman dasar sudah jelas bahwa HIV akan mati diluar tubuh manusia. Apalagi jika terkait dengan proses pergantian cairanya.

Aku pernah mengikuti MRAN (Malam Renungan AIDS Nasional) tahun 2011 yang diadain salah satu universitas bergengsi di Kota Semarang dan diselenggarakan oleh sebuah UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dari sebuah fakultas sebagai calon stake holder yang terkait dengan HIV dan AIDS bahkan UKMnyapun UKM yang bergerak dibidang penyecegahan HIV dan AIDS, lucunya. Pemahaman HIV dan AIDS mahasiswa tersebut masih berada pada ruang stigmasi yang muncul dimasyakakat sehingga masih menempatkan mereka pada parameter yang salahterkait HIV dan AIDS bahkan lucunya lagi, pemahaman mereka tentang HIVd an AIDS juga ternyata masih perlu dipertanyakan lagi padahal nantinya mereka itu termasuk calon-calon stakholder yang berkaitan dengan HIV dan AIDS.
Dalam perkembanganya, pelibatan kawan-kawan yang HIV+ (ODHA) untuk memberikan penjelasan yang benar terkait HIV dan AIDS justru saat ini sangat krusial dibutuhkan, bahkan fakta menunjukkan pemahaman HIV dan AIDS bagi ODHA yang lebihterbuka dengan lingkungan terutama bagi mereka yang sudah tergabung dalam Kelompok Dukungan Sebaya memiliki tingkat pemahaman dan kualitas hidup yang jauh lebih baik dariapda orang yang tanpa HIV dan AIDS.
Saat mengadakan Kunjungan Penguatan Daerah yang mencoba mempertemukan Kelompok Dukungan Sebaya dengan stakeholderpun juga menunjukkan perhatian pemerintah dalam proses pelibatan ODHA dalam proses penanggulangan HIV dan AIDS juga masih sangat kecil. Seharusnya pencegahan bukan hanya ditujukan kepada poopulasi kunci IDU, Pekerja Seks, dan Homoseksual tapi juga ODHA juga memiliki kunci terkait pencegahan tersebut.

Saatnya kita akan lihat, apakah tahun 2012 nanti pemerintah bisa lebih proaktif lagi dalam proses pencegahan HIV dan AIDS dengan melibatkan ODHA dan memberikan dukungan secarareal dalam proses pencegahan tersebut bukan hanyaterkait dengan CST (Care and Support Treatment) saja namun juga pelibatan mereka secarea penuh dalam penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia sehingga ODHA tidak lagi hanya menjadi objek penderita yang selalu dikucilkan bukan hanya di masyarakat namun juga dikucilkan hanya dijadikan objek proyek oleh pemerintahan semata.

SEMARANG






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar Anda, saya menerima segala bentuk kritikan baik yang pedas maupun membangun. Semoga makin memperkuat wacana dan pemikiran kita